Jalan sepanjang 8 kilometer tersebut menjadi akses utama masyarakat sekaligus jalur pengangkutan hasil pertanian dan pariwisata. Ironisnya, hingga kini jalan itu belum pernah tersentuh aspal sejak Indonesia merdeka.
Dalam kunjungannya, Bunda Salma didampingi oleh Panglima Muda Daerah III Sofyan Ismail alias Chombet, Kadis PUPR Muhammad Hanafiah (Arsyah), Ketua Komisi III DPRK Aceh Utara, unsur Muspika, dan para Geusyik se-Kecamatan Paya Bakong.
“Insya Allah, saya siap memperjuangkannya. Masyarakat di sini sudah terlalu lama menunggu jalan yang layak. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal akses ekonomi dan pengembangan pariwisata,” ujar Bunda Salma di lokasi.
Ia menegaskan, pembukaan akses jalan akan berdampak besar terhadap wisata alam di Pante Bahagia dan Waduk Krueng Keureuto, yang selama ini belum berkembang maksimal akibat buruknya infrastruktur.
Dalam sesi dialog, masyarakat menyambut hangat kehadiran legislator dari Fraksi Partai Aceh itu dan menyampaikan keluhan soal sulitnya akses serta harapan besar agar pembangunan segera direalisasikan.
“Pante Bahagia punya potensi besar. Tapi kalau jalannya masih seperti ini, bagaimana wisatawan mau datang? Ini harus kita ubah,” tegasnya lagi.
Warga berharap kunjungan Bunda Salma menjadi titik awal perubahan nyata bagi wilayah Paya Bakong dan sekitarnya, yang selama ini kurang tersentuh pembangunan.[MS]