Skandal “Pekerja Siluman” di PT PIM? Pemuda Lingkungan Ancam Aksi Besar Jika Rekrutmen Tertutup Terus Berlanjut

 


Lhokseumawe | JRB.ONE – Dugaan rekrutmen tertutup di tubuh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) kembali memicu kemarahan publik. Tujuh orang pekerja baru disebut-sebut masuk tanpa seleksi terbuka, memunculkan kecurigaan adanya praktik “rekrutmen siluman” yang diduga difasilitasi oleh oknum internal perusahaan, tepatnya di bagian K3LH.


Sorotan tajam datang dari Agus, salah satu pemuda lingkungan Desa Blang Naleung Mameh, yang menuntut transparansi penuh atas proses tersebut. Menurutnya, masyarakat sekitar merasa kecolongan karena tidak ada pengumuman atau proses seleksi terbuka yang melibatkan warga lokal.


“Ini mencederai keadilan. Tiba-tiba ada tujuh orang sudah bekerja, padahal masyarakat lingkungan sama sekali tidak tahu-menahu. Ini harus diungkap. Jangan-jangan ada permainan di balik layar,” tegas Agus, Kamis (17/4/2025).


Kemarahan semakin memuncak ketika pernyataan VP JTSL dan Humas PT PIM, Saiful Rakjab, menyebut bahwa rekrutmen dilakukan melalui platform Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) secara online. Pernyataan itu dinilai menyimpang dari pokok persoalan.


“Jangan lempar isu ke jalur RBB. Yang kami soal adalah rekrutmen tertutup di K3LH. Kalau tidak paham tuntutan, jangan bicara ke media dan menyesatkan publik dengan narasi sepihak,” tegas Agus.


Ia juga menyayangkan sikap Humas PT PIM yang hanya menyampaikan keterangan versi internal perusahaan tanpa mengakomodasi suara masyarakat lingkungan. Menurutnya, hal itu berpotensi menciptakan disinformasi dan mengaburkan fakta.


Pemuda lingkungan mendesak agar setiap proses perekrutan yang dilakukan PT PIM, khususnya yang berkaitan langsung dengan warga sekitar, wajib dilakukan secara transparan, adil, dan terbuka. Mereka menegaskan bahwa keberadaan perusahaan besar di tengah pemukiman rakyat tidak boleh mengabaikan prinsip keterbukaan dan tanggung jawab sosial.


“Kami bukan anti-investasi, tapi kami juga punya hak di tanah sendiri. Kalau praktik seperti ini terus berlanjut, jangan salahkan jika gelombang aksi akan kami naikkan ke tingkat yang lebih besar,” tutup Agus penuh peringatan.[am]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama