JRB.ONE - Desakan agar Erick Thohir mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI kembali mencuat setelah ia resmi dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Polemik ini menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat, terutama di antara para pencinta sepak bola Indonesia.
Sejumlah pihak menilai rangkap jabatan tersebut berpotensi menimbulkan tumpang tindih tugas dan konflik kepentingan. Sebagai Menpora, Erick Thohir seharusnya menjadi pembina seluruh cabang olahraga di Indonesia secara adil, bukan hanya sepak bola. Sementara sebagai Ketua Umum PSSI, ia tentu memiliki fokus dan kepentingan tersendiri dalam pengembangan sepak bola nasional.
Erick Thohir sendiri menyatakan bahwa dirinya siap mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI jika ada permintaan tertulis dari FIFA, sebagai otoritas tertinggi sepak bola dunia. Namun, sebagian masyarakat menilai alasan tersebut terkesan menghindar dari tanggung jawab moral di dalam negeri. Desakan publik agar ia mundur bukan semata soal regulasi FIFA, melainkan menyangkut etika kepemimpinan dan rasa keadilan bagi cabang olahraga lain di bawah naungan Kemenpora.
Sebagai Menpora, Erick Thohir seharusnya berdiri di atas semua cabang olahraga, bukan terkesan berpihak hanya pada sepak bola. Jika rangkap jabatan seperti ini dibiarkan, bagaimana dengan nasib cabang olahraga lain yang membutuhkan perhatian dan pembinaan yang sama dari pemerintah?
Transparansi dan komitmen terhadap sportivitas seharusnya tidak hanya berlaku di lapangan, tetapi juga dalam tata kelola kepemimpinan olahraga nasional.
Oleh: [ Syahrulnur Msyarif]
