Subulussalam | JRB.ONE – Sejumlah mahasiswa dan warga Kota Subulussalam menginisiasi gerakan Pasar Gratis Sada Kata, sebuah aksi berbagi tanpa transaksi yang digelar sebagai bentuk protes terhadap kesenjangan sosial dan kegagalan negara memenuhi kebutuhan primer masyarakat.
Pasar Gratis ini berbeda dengan pasar pada umumnya. Tidak ada jual-beli, barter, ataupun sistem profit. Semua barang dan jasa diberikan secara cuma-cuma dengan satu aturan: berbagi. Gerakan ini bersifat otonom tanpa ketua, hierarki, atau koordinasi terpusat, serta tidak berafiliasi dengan lembaga agama, kelompok tertentu, maupun partai politik.
“Pasar Gratis bukan ajang amal, bukan panggung heroisme atau narsisme media. Ini murni protes kita semua terhadap ketimpangan sosial yang terjadi sejak lama,” kata salah satu penggagas gerakan tersebut.
Setiap orang dapat berpartisipasi di Pasar Gratis tanpa memandang ras, suku, agama, atau latar belakang pendidikan, dengan satu pengecualian: pemerintah tidak diikutsertakan dalam kegiatan ini.
Nama Sada Kata diambil dari slogan Kota Subulussalam yang berarti “satu kata”, mencerminkan semangat persatuan dalam aksi ini. Selama kegiatan, berbagai barang dibagikan mulai dari pakaian bekas layak pakai, sandal, sepatu, hingga buku-buku pengetahuan.
Gerakan yang mulai digagas pada 2025 ini lahir dari keprihatinan mahasiswa dan masyarakat terhadap ketimpangan sosial yang semakin nyata. Para penggagas berharap Pasar Gratis Sada Kata terus bertahan dan berkembang.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang sudah berdonasi. Semoga semangat berbagi tanpa sekat sosial ini terus kita rawat,” pungkasnya.[rls]