One Piece dan Cermin Ketidakadilan, Kemerdekaan Sudahkah Menjadi Milik Rakyat?

 


JRB.ONEHari Kemerdekaan Indonesia ke-80, masyarakat mengibarkan Bendera Bajak Laut Topi Jerami," tulis akun @eiichiro.odajp, Sabtu (2/8). Bendera hitam berlogo tengkorak bernama Jolly Roger tengah ramai disorot setelah ramai warga mengibarkan bendera itu menjelang HUT ke-80 RI. Jolly Roger yang dikibarkan juga seragam karena mengambil referensi dari bendera kru Bajak Laut Topi Jerami di anime One Piece. Atribut itu belakangan semakin marak di media sosial, seperti muncul di aksi massa hingga diunggah melalui TikTok. Bahkan, sejumlah netizen kompak menyerukan pengibaran bendera Jolly Roger versi One Piece alih-alih bendera merah putih selama perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia.

Jolly Roger secara umum menjadi simbol perlawanan bajak laut terhadap penguasa. Di semesta One Piece, bajak laut muncul sebagai penentang Pemerintah Dunia (World Government) dan militernya (Marines). Bendera itu juga kerap dimaknai sebagai simbol dari kebebasan, persatuan, hingga solidaritas sesama kru bajak laut. Makna tersebut biasanya berbeda sesuai gagasan yang dibawa masing-masing pemimpin.

Seruan mengibarkan bendera bajak laut One Piece saat HUT RI ke-80 adalah cermin ekspresi kekecewaan rakyat terhadap ketidakadilan. Gerakan ini bukanlah bentuk makar, melainkan simbol bahwa rakyat mencintai negeri ini, namun tidak rela negerinya terus di dera penderitaan akibat ulah oligarki. Cerita One Piece mencerminkan kondisi di Indonesia, di mana segelintir pejabat menikmati kekuasaan, sementara rakyat tertindas. Meski secara formal merdeka, rakyat belum merasakan kemerdekaan sejati dalam kehidupan mereka karena kebijakan yang condong ke elit.

Akar masalah negeri ini sejatinya adalah sistem Kapitalisme. Penerapan sistem kapitalisme telah melahirkan kesenjangan sosial yang tajam. Kebijakan dibuat demi kepentingan elite, sehingga rakyat terus tercekik oleh kezaliman struktural, mirip dengan sistem dunia dalam cerita One Piece yang penuh korupsi dan penindasan.

Umat harus disadarkan bahwa problem mendasar yang dihadapi adalah diterapkannya sistem buatan manusia, yang bukan bersumber dari Allah. Hanya dengan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dari semua aspek, umat akan terbebas dari kemudharatan sistem kapitalisme. Islam diturunkan bukan sekadar ajaran spiritual, tetapi sebagai sistem hidup yang menjadikan umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik) yang menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan. Kesadaran rakyat yang mulai muncul harus diarahkan kepada perjuangan hakiki, bukan sekadar simbolik, tetapi perlawanan yang terarah dan terukur.

Wallaahu'alam bishowab.

Penulis : Imas Rukmini, Pengajar Tinggal Bandung Barat

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama