MUSTHAFA Aceh Selatan Gelar Mubahasah Rutin: Puluhan Teungku Dayah dan Masyarakat Tumpah Ruah Bahas Hukum Donasi Barang Tak Dimiliki

 


Aceh Selatan | JRB.ONE — Semangat keilmuan kembali menyala di bumi Aceh Selatan. Forum Mubahasah Thalabah Fiqhiyyah Aceh Selatan (MUSTHAFA) kembali menggelar mubahasah atau diskusi ilmiah keagamaan rutin dengan tema aktual: “Status Hukum Open Donasi terhadap Tanah dan Barang yang Belum Dimiliki”, Rabu malam (11/6/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Dayah Jabal Qubis Al-Waliyah, Gelumbuk, Kecamatan Kluet Selatan, yang diasuh oleh Tgk. Syarifuddin (Abi Qubis), menyedot perhatian luas. Puluhan teungku-teungku muda, alumni dayah, dan masyarakat dari berbagai penjuru Aceh Selatan hadir memenuhi ruang kegiatan, menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap tradisi bahsul masail yang mulai menggeliat kembali.

Diskusi ini tidak sekadar ajang debat ilmiah, tetapi juga menjadi ruang pemantapan sanad keilmuan. 

Hadir sebagai mushahhih (pentashih) yang memberikan legitimasi terhadap kesimpulan diskusi adalah para ulama terkemuka seperti Tgk.Muhibuttibri (Abah Kuala Ba’u), Tgk. H. Mubarrak (Ayah Darussa’adah), Tgk. H. Erly Safriza Al-Yusufi, Lc. (Abati Teupin Gajah), Tgk. H. Karimuddin, S.H.I (Abi Ujung Bate) dan Tgk. Bustami (Abi Lhok Sialang).

Selain membedah tema utama, forum ini juga membuka sesi tanya jawab terbuka, yang memungkinkan masyarakat bertanya langsung kepada para mubahis, menjadikan kegiatan ini tidak hanya akademis, tapi juga kontekstual dan membumi.

Dalam sambutannya, Tgk. H. Karimuddin, S.H.I (Abi Ujung Bate) menegaskan pentingnya mengasah keilmuan dalam forum-forum seperti ini.

"Ilmu itu seperti pedang. Jika tidak diasah, ia akan tumpul. Begitu pula pikiran kita. Maka jadikan mubahasah ini sebagai medan latihan untuk mempertajam nalar fiqh kita," pesannya.

Tak hanya berhenti di situ, beliau juga mengusulkan agar kegiatan ini diperluas dalam bentuk lomba mubahasah tingkat Lajnah Dayah se-Aceh Selatan ke depan, sebagai bagian dari upaya sistematis untuk melahirkan kader ulama yang tangguh dan responsif terhadap isu-isu kekinian.

Lebih jauh lagi, Tgk. Karimuddin juga berpesan kepada generasi muda dayah agar menjaga ukhuwah antar alumni dan tidak mudah terpecah belah oleh perbedaan.

“Ilmu harus menjadikan kita lebih rendah hati dan bersatu, bukan saling meniadakan,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, panitia juga menggelar prosesi peusijuk (tepung tawar) kepada ketua baru MUSTHAFA, Tgk. Edi Mukhtar, yang menggantikan Tgk. Abdul Muzad, S.H. (Abi Hanif), ketua sebelumnya yang telah berpulang ke rahmatullah.

Dalam sambutannya, Tgk. Edi menyampaikan komitmennya untuk terus melanjutkan estafet perjuangan intelektual para pendahulu.

“Ini adalah Mubahasah ke-15 sejak didirikan. Kami berharap kegiatan ini terus istiqamah sebagai api penyulut gairah keilmuan di tengah masyarakat dan para alumni dayah,” ujarnya.

Acara ditutup dengan doa khidmat oleh Tgk. Zainal Abidin (Abi Krueng Kluet) tepat pada pukul 00.00 WIB dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama, menandai akhir dari malam yang penuh ilmu, ukhuwah, dan harapan besar terhadap masa depan fiqhiyyah Aceh Selatan.[syahrul]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama