Merawat Ingatan, Menolak Lupa: DEMA FUAD UIN Suna Nyalakan Api Perjuangan



Lhokseumawe | JRB.ONE – Bertepatan dengan peringatan peristiwa kelam 30 September 1965, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (DEMA FUAD) UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar aksi simbolik bertajuk September Hitam pada Selasa (30/9/2025).

Sehari sebelumnya, melalui akun resmi Instagram, DEMA FUAD menyerukan kepada mahasiswa untuk mengenakan pakaian hitam sebagai bentuk solidaritas dan simbol perlawanan atas tragedi pelanggaran HAM berat yang hingga kini belum dituntaskan.

Aksi simbolik dimulai pukul 16.00 WIB di depan gedung FUAD. Rifqi, Koordinator Bidang Hubungan dan Lembaga DEMA FUAD, tampil sebagai orator. Ia menegaskan bahwa tragedi kemanusiaan itu bukan sekadar angka, melainkan nyawa yang dipaksa berhenti demi kekuasaan.

“Kami berdiri bukan sekadar mengenang, tapi memastikan luka ini jadi bara, dan ingatan menjadi senjata,” tegas Rifqi dalam orasinya.

Sementara itu, Ketua DEMA FUAD, Kiflan, menegaskan komitmen mahasiswa untuk terus menyalakan api perjuangan. 

“Tema aksi ini adalah Merawat Ingatan, Menolak Lupa. Kami ingin memastikan sumbu perlawanan tetap ada, berlipat ganda, dan tidak pernah padam. Perlawanan tidak mati di FUAD,” ujarnya.

Dalam aksi tersebut, DEMA FUAD menyampaikan lima tuntutan kepada negara:

  1. Mendesak pengungkapan kasus pelanggaran HAM berat.
  2. Mendesak reformasi sektor keamanan dan aparat.
  3. Mendesak perlindungan hak sipil.
  4. Mendesak reformasi undang-undang yang relevan.
  5. Membebaskan kawan yang ditahan.

Aksi berjalan khidmat dan penuh refleksi, menjadi pengingat bahwa ingatan kolektif atas tragedi kemanusiaan harus tetap dirawat agar sejarah kelam tidak terulang kembali.[syahrul]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama