Jakarta | JRB – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan pihaknya tengah menyelidiki dugaan mark up proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Whoosh. Penyelidikan ini sudah dimulai sejak awal 2025, namun KPK belum merinci sejauh mana prosesnya.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan bahwa perkara ini masih dalam tahap penyelidikan. “Karena masih tahap penyelidikan, progres atau perkembangan perkaranya belum bisa disampaikan secara rinci,” ujarnya.
Pihak KCIC pun buka suara terkait penyelidikan KPK. General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menegaskan bahwa perusahaan menghormati proses yang berjalan. “KCIC akan menghormati semua proses KPK,” katanya, dikutip dari Editor.id, Senin (27/10/2025).
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) pada 2016 dengan nilai investasi mencapai 7,27 miliar dolar AS atau sekitar Rp 118,37 triliun (kurs Rp 16.283 per dolar AS). Angka tersebut sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dolar AS.
Meski menjadi simbol modernisasi transportasi, kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh masih mengalami kerugian. PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, selaku pemegang saham mayoritas, berpotensi menanggung beban finansial yang terus berlanjut.[*]
