Hasil pantauan di sejumlah pasar pada Jumat (25/7/2025), harga beras medium yang semestinya berada pada Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 13.100 per kilogram kini tembus Rp 16.600 per kilogram atau sekitar Rp 250.000 per karung ukuran 15 kg.
Ironisnya, lonjakan terjadi di tengah klaim pemerintah pusat bahwa Indonesia telah swasembada beras.
"Tak mungkin stok melimpah, tapi harga naik terus. Ini jelas ada masalah dalam produksi, ketersediaan dan distribusi," kata Teuku Andi Rahman, warga Lhokseumawe.
Ia menilai Bulog gagal menjalankan peran menjaga stabilitas harga. "Kalau hanya mengandalkan bansos, itu tidak menyelesaikan masalah. Bulog harus berani melepas stok ke pasar. Rakyat butuh kepastian, bukan asumsi," tegasnya.
Topik kenaikan harga beras kini menjadi perbincangan hangat di warung kopi, pasar, hingga kelompok ibu-ibu. Masyarakat menuntut pemerintah Aceh, terutama Dinas Pertanian dan Bulog, segera mengambil langkah nyata.
“Kalau terus dibiarkan, bisa terjadi panic buying. Yang miskin makin terjepit, bahkan bisa terdorong pada tindakan kriminal,” ujar Andi.
Ia menekankan, harga beras bukan sekadar urusan ekonomi. “Ini soal hidup rakyat. Negara wajib hadir dan bertindak cepat.”[Fohan]