Aceh Utara | JRB.ONE - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Utara terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan daerah. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah upaya konservasi terhadap sejumlah situs cagar budaya yang tersebar di wilayah Aceh Utara.
Kepala Disdikbud Aceh Utara melalui kepala bidang kebudayaan Muhibuddin, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa kegiatan konservasi ini merupakan bagian dari program pelindungan dan pelestarian warisan budaya daerah yang memiliki nilai penting bagi pendidikan sejarah dan identitas lokal.
“Kami sedang melakukan identifikasi, dokumentasi, dan perawatan fisik pada beberapa situs cagar budaya seperti makam kuno, benteng, dan situs arkeologi lainnya yang tersebar di berbagai kecamatan. Tujuannya agar situs-situs ini tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan destinasi wisata edukatif,” ujarnya, Rabu (18/6/2025).
Ia juga menambahkan bahwa konservasi dilakukan dengan melibatkan para ahli cagar budaya, serta tokoh adat dan masyarakat sekitar. Pendekatan kolaboratif ini dinilai penting untuk memastikan pelestarian dilakukan sesuai nilai-nilai budaya setempat.
Salah satu situs yang tengah menjadi fokus adalah Komplek Makam Sultan Al-Malik Ash-Shalih. Dengan dukungan dana dari APBK serta koordinasi lintas sektor, Disdikbud Aceh Utara berharap kegiatan konservasi ini dapat berjalan berkelanjutan.
“Pelestarian ini bukan hanya soal fisik, tapi juga bagaimana kita menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya. Ini adalah warisan leluhur yang harus kita jaga bersama,” tambahnya.
Selain konservasi fisik, Disdikbud juga merancang program edukasi budaya untuk siswa dan generasi muda agar mereka lebih mengenal dan mencintai sejarah daerahnya sendiri.
Langkah ini mendapat apresiasi dari masyarakat dan tokoh budaya Aceh Utara yang menilai bahwa pelestarian cagar budaya sangat penting di tengah arus modernisasi dan globalisasi.[AH]