Profil Kepemimpinan Kuat Tidak Butuh Pandangan Barat

Kepemimpinan seharusnya lahir dari sistem kuat, sebagaimana sistem kuat akan melahirkan kepemimpinan yang kuat pula. Kepemimpinan tidak butuh pandangan Barat dalam hal kharismatik cukup buktikan dengan visi misi maka dunia akan dalam genggaman. Bagaimana dengan kepemimpinan sekarang?

Diberitakan bahwa Balikpapan bersiap mengikuti lomba program wali kota sedunia yang digelar Bloomberg Amerika. Dalam forum internasional. Balikpapan dengan segala potensinya akan dikenalkan di depan berbagai pimpinan dunia. Rahmad menjelaskan, bahwa saat bertandang ke Amerika, dia tidak hanya hadir untuk mengikuti lomba. Melainkan membawa misi yang bermanfaat bagi warga. Yakni akan memperkenalkan profil Balikpapan setidaknya untuk menarik investor dari luar negeri.(Kaltimedia.co, 3/12/2024)

Kepemimpinan Settingan Barat

Kepemimpinan tangguh tidak seharusnya ikut standar penilaian Barat, sosok pemimpin akan lahir dari sistem tangguh pula tidak sebaliknya lahir dari sistem kapitalisme dengan standar penilaian Barat dan "mengemis" padanya.

Terbukti di balik perlombaan wali kota, ada "jualan kota dan IKN", betapa murahnya harga diri penguasa jika demikian.

Mengikuti perlombaan walikota ke Amerika menunjukan bahwa kiblat kepemimpinan kita adalah negara Barat yang sistem hidupnya berasaskan sekularisme. Dengan mendapatkan pengakuan dari negara Barat tentang kualifikasi kepemimpinan berati menunjukan bahwa Indonesia belum memiliki gambaran karakter kepemimpinan tersendiri, sehingga membebek kepada Barat. Kepemimpinan kita masih disetir oleh negara Barat penjajah.

Hidup dalam tatanan kehidupan sekuler membuat Indonesia dalam hal memilih kepemimpinan pun disetting Barat. Akibatnya pemimpin yang hadir di tengah masyarakat pun seakan boneka yang nurut akan tuannya. Wajar saja sistem ini tidak mampu memberikan jawaban kesejahteraan. Pasalnya, semua aturan dan kebijakan yang diterapkan meniadakan aturan agama, lebih tepatnya menghilangkan peran Islam dalam kehidupan.

Wali kota dalam kepemimpinan daerah akan mewarisi struktur dari atasnya. Jika dari tingkat daerah provinsi saja pihak luar terlibat dalam hal kepemimpinan, apalagi di atasnya? Sungguh profil kepemimpinan ini lemah jauh dari visi misi ke depan.

Kepemimpinan Islam

Dalam Islam seorang wali kota dalam hal ini berati wakil Khalifah (naib al-khalifah) untuk memerintah dan mengurus suatu daerah atau negeri. Wewenang wali ditentukan oleh Khalifah dengan adanya akad tertentu antara keduanya. Adapun syarat menjadi wali itu sama dengan syarat yang diperuntukkan bagi Khalifah dan para pembantunya.

Seorang wali bertanggung jawab di depan Khalifah dan majelis syura, dan bisa dipecat oleh Khalifah bila diadukan oleh Majelis Syura. Wilayah (setingkat Provinsi) dibagi ke dalam beberapa Imalah (setingkat Kabupaten), penanggung jawab Imalah disebut amil. Adapun wewenang dan syarat-syarat amil itu sebagaimana wewenang dan syarat seorang Wali.

Telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw.

Bahwasanya beliau Saw. Telah mengangkat beberapa orang Wali untuk memerintah beberapa negeri dan memberikan kewajiban mengurusi negeri-negeri tersebut kepada mereka. Beliau telah mengangkat Muadz bin Jabal di Janad, Ziyad bin Labid di Hadramaut, Abu Musa al- Asy'ari di Zabid, dan Amr bin Hazm di Yaman.

Ada dua parameter dalam konsep kepemimpinan dalam bernegara yang diajarkan Islam. Pertama, karakter pemimpinnya yang memiliki kepribadian Islam kuat dan ketakwaan yang tinggi. Kedua, konsep dalam melakukan pengurusan, termasuk cara mengatur regulasi yang dijalankan di tengah masyarakat, harus berdasarkan syariat Islam bukan dari luar/ Barat.

Kepemimpinan Islam adalah satu-satunya model kepemimpinan yang serasi dengan fitrah manusia. Dipraktikkan langsung oleh Rasulullah saw., para sahabat ra., dan para khalifah sesudahnya. Di bawah kepemimpinan Islam, dunia benar-benar berada pada puncak ke kemuliaan, dan kesejahteraan. 

Penulis oleh: Rahmi Surainah, M.Pd alumni Pascasarjana Unlam Banjarmasin


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama